Minggu, 07 November 2010

Ilmu Badi’

BAB I
PENDAHULUAN


Ilmu Balaghah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana menyusun kalimat dengan baik dan bagaimana mengucapkannya secara benar. Dan dalam makalah yang kami buat ini akan emmbahas tentang Ilmu Badi’ yaitu ilmu untuk mengetahui macam-macam cara dalam memperindah pembicaraan yang mutabiq dengan muqtadhol hal.
Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat buat mahasiswa atau mahasiswi yang ingin mengetahui ilmu balaghah secara mendalam dan bisa diamalkan sebagaimana mestinya.



BAB II
PEMBAHASAN


A. Ilmu Badi’

هو علم يعرف به وجوه تحسين الكلام المطابق لمقتض الحال

Ilmu badi’ adalah ilmu untuk mengetahui macam-macam cara dalam memperindah pembicaraan yang mutabiq dengan muqtadhol hal.
Jalan untuk memperindah kalam ini ada yang dititikberatkan pada memperindah makna dan ada pula yang dititikberatkan pada memperindah lafadz.
Dihitung dari macam-macamnya, badi’ dibagi :
1. Badi’ Muthobaqoh, yaitu mengumpulkan dua lafadz yang berhadapan.
2. Tasabuhu-athrof (serupa ujungnya), yakni antara permulaan kalam dan akhirnya.
3. Muwafaqoh, yaitu mengumpulkan suatu perkara dengan perkara yang berbandinfan akan tetapi tidak bertentangan.

B. Al-Muhassinat Al-Lafdziyyah
Al-Muhassinat al-lafdziyyah adalah gaya bahasa yang menjadikan kata-kata lebih indah dan enak untuk didengar dari segi lafadz atau artikulasi bunyinya. Misalkan gaya bahasa saja’, iqtibas dan jinas.
1. Saja’ yaitu gaya bahasa yang menunjukkan adanya kesamaan bunyi huruf akhir
Dalam setiap fashilah (kata terakhir dalam setiap ungkapan). Contoh :

اللهم اعط منفقا خلفا واعط ممسكا تلفا

“Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang suka berinfak dan berikanlah kerugian bagi orang yang kikir”.
2. Iqtibas yaitu gaya bahasa yang mengutip redaksi Al-Qur’an atau Hadits menjadi bagian ungkapan kita dengan tanpa menegaskan bahwa kutipan itu berasal dari keduanya. Contoh :
قد كان ما خفت ان يكونا * انا الى الله راجعونا
“Telah terbukti apa-apa yang aku takuti akan terjadinya , biarlah karena kita semua akan bpulang kehadirat Allah”.
Contoh yang lain :

الحمدلله الاحد,الفردالصمد, الدي لم يلد ولم يلد, ولم يكن له كفوا احد
“Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, Tunggal dan menjadi tempat untuk bernaung. Yang tidak melahirkan dan tidak juga dilahirkan, serta tidak ada seorangpun yang sebanding dengan_Nya”.
3. Jinas, yaitu gaya bahasa yang memadukan keserupaan bunyi dari dua kata yang maknanya berbeda atau kemiripan pengungkapan dua lafadz yang berbeda artinya. Jinas ada dua macam :
a. Jinas Tam, yaitu kemiripan dua kata dalam empat hal, macam, hurufnya, syakalnya, jumlahnya dan urutannya. Contoh :
ويوم تقوم السا عة يقسم المجرمون ما لبسواغير سا عة
“Dan ada hari terjadinya kiamat, bersumpalah orang-orang yang berdosa : mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat ( Q.S. Ar-Rum, 30)
b. Jinas Ghair Tam, yaitu perbedaan dua kata dalam salah satu dari empat tersebut. Contoh :
•     •    
“Adapun terhadap anak yatim, kamu jangan berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang-orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya”. (Q.S. Adh-Dhuha : 9-10)





BAB III
KESIMPULAN



Ilmu badi’ adalah ilmu untuk mengetahui macam-macam cara dalam memperindah pembicaraan yang mutabiq dengan muqtadhol hal.
Al-Muhassinat al-lafdziyyah adalah gaya bahasa yang menjadikan kata-kata ebih indah dan enak untuk didengar dari segi lafadz atau artikulasi bunyinya. Misalkan gaya bahasa saja’, iqtibas dan jinas.
1. Saja’ yaitu gaya bahasa yang menunjukkan adanya kesamaan bunyi huruf akhir
2. Iqtibas yaitu gaya bahasa yang mengutip redaksi Al-Qur’an atau Hadits menjadi bagian ungkapan kit dengan tanpa menegaskan bahwa kutipan itu berasal dari keduanya.
3. Jinas, yaitu gaya bahasa yang memadukan keserupaan bunyi dari dua kata yang maknanya berbeda atau kemiripan pengungkapan dua lafadz yang berbeda artinya.



DAFTAR PUSTAKA

Muhsin, A. Wahab dan Wahab, T. Fuad. Pokok-pokok Ilmu Balaghah, Bandung : Angkasa, 1986.
Wahyuddin, Yuyun. Menguasai Balaghah, Yogyakarta : Nurma Media Idea, 2007.
Al-Jarim, Ali dan Usman, Musthafa. Terjemahan Al-Balaghatul Wadhihah. Bandung : Sinar Baru AlGensindo, 1994.
Akhdlori, Imam. Ilmu Balaghah. Bandung : PT. Al Maarif, 1982.

Jumat, 02 April 2010

Tafsir Al-Qur'an ala Nabi

إندونيسي: تفسير النبي للقرآن بالحدبث الصحيح Tafsir Al-Qur'an ala Nabi
www.Allah.com www.Muhammad.com
تفسير النبي للقرآن الكريم
صلى الله عليه وسلم
بالإندونيسية وأيضا الإنجليزية
Tafsir Al-Qur'an ala Nabi
Pujian dan kedamaian kepadanya
Lewat Hadis Sahih
1337 Hadist Sahih, 900 Keistimewaan, 830 Tafsir
Karya
Ahli Kutipan Kenabian (Muhaddis) Habib Abdullah Talidi Habib Ghumari dari Tanjir, Maroko
الحبيب التليدي الحبيب الغماري
Terjemahan Bahasa Indonesia dan Inggris
by
Aisyah Nadriyah & Anne Khadijah
Managed by Khadim al Hadith Ahmed Darwish
(c) 1431H -2010M Allah.com Muhammad.com

Kata Pengantar Ilmu Al-Qur'an
وصلى الله وسلم وبارك على سيدنا محمد وآله وصحبه وزوجه وحزبه
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا (1 الكهف)
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا (1 الفرقان)
وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا (111 الإسراء)
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآَخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ (1 سبأ)
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Alkitab kepada penyembah-Nya dan tidak menjadikan baginya kebengkokan. (Al-Kahf-18: 1)
Maha Suci Dia yang telah menurunkan Alfurqon (Al-Quran) kepada penyembah-Nya (Muhammad) agar dia menjadi pemberi peringatan bagi seluruh alam (jin dan manusia). (Al-Furqan-25: 1)
Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi dan bagi-Nya segala puji di hari keabadian. Dan Dia Yang Maha Bijaksana, Maha teliti. (Saba'-34: 1)

Pujian, kedamaian dan keberkahan semoga selalu terlimpah kepada sebaik-baik makhluk dan Rasul termulia Nabi Muhammad, yang suci dan disucikan, dan keluarganya yang berbakti dan berguna bagi masyarakat serta para sahabatnya yang mengumpulkan keutamaan.
Al-Quran adalah perlindungan kita dan jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan. Merupakan pokok agama, konstitusi sistem hukum dan hukum keadilan serta perkataan yang terperinci.
Sungguh Al-Quran itu nikmat yang agung dan kebanggaan serta zikir bagi umat. Didalamnya terkandung berbagai ilmu dan pengetahuan, kebenaran, pengajaran tentang akidah, ibadah, dan akhlak, tata aturan kemasyarakatan, hukum-hukum kriminal, peperangan, keuangan, hak asasi manusia, sosial dan kenegaraan. Tidak ada kitab yang mengumpulkan semua itu selain Al-Qur'an.
Al-Quran merupakan Risalah Allah Yang Maha Agung kepada para penyembah-Nya. Diturunkan kepada makhluk utama dan Rasul terbaik junjungan kita Nabi Muhammad, putra Abdullah, Bani Abdul Mutholib, Bani Hasyim, semoga rahmat , kedamaian, keagungan, pujian dan kemuliaan terlimpah kepadanya beserta keluarganya sekalian.
Diantara anugerah agung dan kasih sayang Allah, Yang Maha Tinggi,pada umat adalah menjadikan kitab agung ini dalam bahasa arab yang merupakan bahasa termulia dengan beragam bidang-bidangnya.
Selama masa kenabian, bangsa arab yang mendengar sebuah ayat maupun surat-surat dalam Kitab Allah (Al-Qur'an), ini , mereka memahami makna-maknanya dengan sangat mendalam beserta penjelasannya dan segala ilmu yang terkandung didalamnya.

Penjelasan Nabi, pujian dan kedamaian kepadanya, pada Al-Quran yang Mulia
Al-Quran itu benar-benar Kitab petunjuk bagi seluruh manusia. Datang dengan ajaran baru terpercaya dan perkara-perkara yang tidak diketahui bangsa Arab cara penulisannya, maka Allah, Yang Maha Agung, menerangkan dan menjelaskannya melalui Nabi-Nya, pujian dan kedamaian kepadanya, dengan menurunkan wahyu kepadanya. Karenanya Allah berfirman,
"Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Az-Zikr (Al-Qur'an) agar menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan." (An-Nahl-16: 44)
"Dan Kami tidak menurunkan atasmu (Muhammad) Al-Kitab melainkan agar menjelaskan kepada mereka yang berselisih di dalamnya, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum beriman." (An-Nahl-16: 64)
Nabi, pujian dan kedamaian kepadanya, telah menerapkan Al-Qur'an pada dirinya sendiri dalam segala ucapan, perbuatan, persetujuannya, petunjuk dan perikehidupannya, pujian dan kedamaian kepadanya, dan karena itulah bersabda dalam hadis :
"Perhatikanlah, dan sungguh aku telah diberi Al-Qur'an dan yang sepertinya menyertainya." Hadis sahih dilaporkan Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi.
Yang diberikan kepadanya menyertai Al-Qur'an yaitu sunnahnya yang mulia dengan bagian-bagian dan macam-macamnya. Setiap ucapan dan perbuatannya selama masa kenabian harum semerbak, tidak termasuk urusan-urusan pribadinya. Nabi Muhammad adalah keterangan global dan terperinci dari Al-Qur'an, yang mana telah menjelaskan berbagai permasalahannya, menafsirkan isinya, menentukan hal-hal yang khusus dari perkara yang umum...dsb. Maka menjadikan seluruh isi Al-Qur'an itu menjadi jelas bagi sahabat-sahabatnya.
Imam Syafi'i, semoga Allah meridainya, berkata: Setiap perkataan Rasulullah, pujian dan kedamaian kepadanya, adalah penjelasan Al-Qur'an dan setiap yang diucapkan para ulama' adalah penjelasan sunnah.
Nabi, pujian dan kedamaian kepadanya, benar-benar telah menjelaskan pada para sahabatnya kata-kata dan makna-makna yang terdapat Al-Qur'an. Allah berfirman,
"Agar kamu menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka." (An-Nahl-16: 44)
Abu Abdurrohman As-sulami, semoga Allah merahmatinya, berkata: Para pembaca Al-Qur'an seperti Usman bin Affan, Abdullah bin Mas'ud, dan lainnya, semoga Allah meridai mereka, telah melaporkan bahwa mereka telah belajar Al-Qur'an dari Nabi, pujian dan kedamaian kepadanya. Di setiap sepuluh ayat, mereka benar-benar telah memahami segala ilmu dan amaliah yang terkandung didalamnya, baru kemudian melanjutkan pada ayat berikutnya. Mereka berkata : Kami telah mempelajari Al-Qur'an beserta ilmu-ilmunya serta mengamalkannya.
Telah kuteliti dengan izin dan pertolongan Allah Yang Maha Agung, yakni mengumpulkan disisiku hadis Nabi, pujian dan kedamaian kepadanya, tentang tafsir yang sahih, atau yang menyerupainya. Kuambil itu semua dari hadis sahih dan dari kumpulan serta induk sunnah Muhammadiyah yang masyhur.
Inilah kitab tafsir berdasarkan hadis sahih yang pertama kali. Adapun kitab-kitab yang ada sebelumnya telah tercampuri hadis-hadis lemah (maudu').
Ada perkataan Imam Ahmad, semoga Allah merahmatinya, yang terkenal yaitu: Tiga perkara yang tidak memiliki asas yakni tafsir, menceritakan tentang peperangan dan sejarah peperangan. Biasanya tidak memiliki hadis dan sanad yang sahih, namun lebih banyak sahihnya itu lebih baik. Alhamdulillah dalam tafsir ini seluruh hadisnya adalah sahih.

Tafsir Menurut Ulama
Tafsir secara bahasa yaitu penjelas, penerang dan penyingkapan tujuan dari kata-kata (lafadz-lafadz) yang sukar. Inilah ringkasan perkataan ulama' bahasa.
Secara istilah yaitu ilmu untuk bisa memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi junjungan kita Muhammad, pujian dan kedamaian kepadanya, dan penjelasan makna-maknanya, menunjukkan hukum-hukum dalam Islam, Iman dan Ihsan, yang sumber datangnya diantaranya dari Ilmu bahasa, tasrif, nahwu, ilmu bayan, ushul fiqh, beragam bacaan dan pengetahuan sebab-sebab turunnya ayat serta ilmu nasih mansuh.
Pengertian secara istilah lainnya yaitu penyingkapan makna-makna Al-Qur'an dan penjelasan panjang lebar dalam lafadz-lafadz yang sukar dan sebagainya maupun makna-makna yang tampak dan sebagainya.

Kebutuhan yang pokok dalam Tafsir Al-Qur'an oleh Nabi
Sepanjang masa kita akan selalu butuh Ilmu tafsir Al-Qur'an. Hendaknya mempelajarinya dengan menghafal lafadz-lafadznya dan memahami maknanya serta bukti-buktinya (dalil-dalilnya). Setiap muslim wajib mengetahuinya dan dalam suatu kaum wajib ada orang yang benar-benar ahli dalam ilmu tafsir.
Tak diragukan bahwa memahami kitab Allah, yang Maha Kuat, meskipun secara global dapat membantu menghayati maksud yang terkandung dalam Al-Qur'an ketika membacanya. Orang yang tidak memperhatikan hal ini tidak akan bisa merasakan buah kelezatan darinya, bagaikan nasehat dengan janji dan pesannya, ibarat dalam kisah-kisah cerita dsb.
Dan mempertebal keimanan dengan menyebut nama-nama Allah dan sifat-sifatnya serta bukti-bukti (dalil-dalil) ke-Esaan-Nya, meningkatkan kecintaan kepada Allah yang Maha Tinggi, menguatkan keyakinan, menangis karena takut kepada-Nya akan kebesaran serta keagungan-Nya, menjauhkan diri dari kehidupan yang melalaikan serta beramal untuk hari keabadian. Itu semua adalah buah yang tidak akan bisa memetiknya kecuali orang yang menghayati pada Al-Qur'an yang agung ini. Sebagaimana Allah berfirman,
"Kitab (Al-Qur'an) Kami telah menurunkannya kepadamu penuh berkah agar menghayati ayat-ayatnya dan untuk mengingatkan orang-orang yang berakal." (Sad-38: 29)
"Maka apakah tidak menghayati Al-Qur'an atau hati mereka sudah terkunci? (Muhammad-47: 24

Pengenalan Tafsir

Oleh : Ibnu Qasim

Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

( shaad:29)

A. Muqaddimah

Kita tahu, bahwa tafsir merupakan salah satu jalan untuk memahami kitab yang diturunkan Allah kapada nabi Muhammad SAW yang tercinta. Sangat mustahil seseorang akan paham Alqur’an secara kamil kalau tidak tahu tentang tafsir. Sebelum melangkah lebih dalam tentang tafsir Alqur’an, ada beberapa hal yang harus di pahami terlebih dahulu, diantaranya harus paham dulu apa itu tafsir, Al-qur’an dll. Dengan itu Penulis ingin memaparkan sedikit untuk bisa kita melangkah lebih jauh tentang tafsir Al-qur’an.

Awalnya, Al Quran turun secara berangsur-angsur selama lebih dari 22 tahun sebagai intruksi Allah atas Nabi serta ummatnya. Kadang, turunnya Al Quran sebagai reaksi atas sebuah fenomena atau permasalahan riil saat itu. Oleh karena itu, dalam Al Quran banyak di dapati hal-yang berhubungan dengan aktifitas dan keperluan manusia baik didunia apalagi di akhirat.

Dan Al Quran merupakan sumber terpenting sebagai rujukan utama ilmu-ilmu bahasa, sastra,dan bahkan melahirkan ilmu sosial dan dasar-dasar administrasi tata Negara[1].

B. Defenisi tafsir

Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan dan penerangan[2], didalam lisanun arab tafsi menurut bahasa adalah penjalasan[3],dengan tujuan menjelasan sesuatu yang kurang paham.

Sedangkan menurut istilah ulama sangat banyak mendefenisikannya diantanya sebagai berikut :

Menurut Abadullah Azzarkasyi dalam kitabnya ulumul qur’an, : tafsir adalah suatu ilmu untuk mengetahui dan memahami kitab Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan menjelaskan makna-maknanya dan mengeluarkan hukum-hukum dan hikmahnya, dan cocok dengan ilmu lughah dan ilmu nahwu dan sharaf ilmu bayan dan ushul fiqih dan ilmu qira’at dan asbabunuzul dan nasikh dan mansukh[4].

Menurut imam Assayuti,: tafsir adalah suatu ilmu yang menjelaskan makna-makna Alqur’an dan menerangkan secara umum lafaz yang sulit dan selainnya dan bentuk makna yang nyata dan selainnya [5].

Menurut Muhammad Abdul ‘azim azzarqni,: tafsir adalah suatu ilmu yang membahas tentang Alqur’anulkarim dari segi dalil-dalilnya terhadap apa yang dimaksud oleh Allah ta’la sesuai dengan kemampuan manusia[6]

Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa tafsif adalah suatu ilmu yang mengkaji dan membahas Alqur’an dan mencari hikmah-hikmah yang terkandung dalam Alqur’an.



Defenisi takwil

Menurut bahasa,Takwiil diambil dari kata al-awala dengan makna kembali [7]

Didalam kamus Al-muhit,: awwalul kalam takwiilan dan takwilnya, mendalami, dan meneliti dan menerangkan[8] . didalam lisanul arab,: mengambalikan makna sesuatu[9]. Namun takwil secara istilah yang masyhur dikalangan ulama adalah: sinonim dari tafsir, dengan dalil ayat Allah dalam surat ali imran ayat yang ke tujuh [10]



Menurut istilah,berberda pendapat ulama dalam mendefenisikannya diantaranya :

Menurut mutaqaddiminn bahwa takwil itu sama defenisinya dengan tarsir.

Menurut sebagian ulama bahwa takwil itu lebih khusus dari pada tafsir

Takwil menjelasan lafaz alqur’an dengan jalan dirayah sedangkan tafsir menjelaskan lafaz alqur’an dengan jalan riwayat[11]

Dengan itu dapat kita simpulkan bahwa takwil tidak jauh berbeda dengan tafsir namun ada sedikit perbedan dalam meneliti ayat alqur’an. InsyaAllah akan dijelaskan secara terperinci terhadap perbedaan antara keduanya.



Perbedaan antara tafsir dengan takwil

Tentang perbedaan tafsir dan takwil ini banyak pendapat ulama yang perpendat tentang ini, dan dari pendapat ulama itu tidak sama dan bahkan ada yang jauh perbedaan satu sama lain, maka darip itu bisa kita simpulkan sebagaiberikut:

Tafsir lebih banyak digunakan pada lafaz dan mufradat sedangkan takwil lebih banyak digunakan pada jumlah dan makna-makna.[12]

Tafsir apa yang bersangkut paut dengan riwayah sedangkan takwil apa-apa yang bersangkut paut dengan dirayah

Tafsir menjelaskan secara detail sedangkan takwil hanya menjelaskan secara global tentang apa yang dimaksud dengan ayat itu.

Takwil dianya menjabarkar kalimat-kalimat dan menjelaskan maknanya sedangkan tafsir menjelaskan dengan sunnah dan menyampaikan pendapat para sahabat dan para ulama dalam penfsiran itu

Tafsir menjelaskan lafaz yang zahir, adakalanya secara hakiki dan adalakanya secara majazi sedangakan takwil menjelaskan lafaz secara batin atau yang tersembunyi yang diambil dari khabar orang-orang yang sholeh. [13]



Defenisi Alqur’an

Alqu’an menurut bahasa berasal dari masdar dari fiil qa ra a yang artinya membaca, sesuai dengan firman allah surat alqiyamah ayat 17,18.[14]. dan juga masdar dengan makna bacaan[15].

Alqur’an menurut istilah, ada beberapa pendapat ulama, diantaranya. Alqur’anul karim adalah kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW beribadah membacanya yang sampai kepada kita dengan mutawatir yang diliputi dengan surat darinya.[16].

Menurut ahli ushul dan ahli fikih. Alqur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai mu’jizat lafaznya, dan beribadah membacanya yang disampaikan dengan mutawatir, tertulis di mushaf dari awal surat alfatihah sampai akhir surat annas. [17]



Dari defenisi diatas dapat dipulkan bahwa alqur’an adalah benar-benar perkataan Allah SWT yang telah diwahyukan kepada nabi kita yang mulia yaitu nabi Muhammad SAW, sebagai mu’jizat dari Allah SWT. dan siapa saja membacanya dengan ikhlas pasti akan deberi ganjaran dan pahala dari Allah SWT.

Dengan itu menurut Dr. M. Quraish Shihab, M.A.Al-Quran yang secara harfiah berarti "bacaan sempurna "merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang

dapat menandingi Al-Quran Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.[18]



C. Munculnya Tafsir dan ilmunya

Sebenarnya tafsir sudah muncul semenjak dari maualainya turun Alqr’an, sebab mana ayat yang ridak dipahami oleh parasahat, itu langsung ditanyakan pada nabi SAW, seperti, ketika turun surat Al-an’am ayat 82.


sahabat lansung bertanya kepada rasul Saw. Ya rasulallah sipakah diantara kita yang tidak menzalimi dirinya? Rasul langsung menjawab dengan ayat Allah juga dalam surat luqman ayat 13,

yang dimakasud dengan zalim itu adalah syirik.[19]

Tafsir merupaka jalan penjelas bagi kita untuk memahami Alqu’an. Namun yang menjadi pertanyaan bagi kita mulai kapankah muncul para ahli tafsir, insyallah akan dijelas dengan terang.

1 Dari kalangan shababat. Imam Assayut telah menuliskan dalam itqaannya, para ahli tafsir yang masyhur dikalangan sahabat adalah khulafah arrasyidiin, dan Ibnu Mas’ud, dan Ibnu Abbas , Ubai bin Ka’ab,Zaid bin Sabit, Abu musa al asy’ari, Abdullah bin zubair. Adapun dari khulafah urrasyidiin yang terbanyak meriwayatkan ialah ali bin abi talib, akan tetapi Abu bakar dan Umar dan Usman bin affan sedikit sekali meriwayatkan disebabkan cepatnya wafat semoga Allah meredhoi mereka.[20]

Ketika ibnu umar ditanya oleh seorang laki-laki tentang tafsir surat Al-ambiyak ayat 30. ketika itu Ibnu umar langsung menyuruh laki-laki itu menemui Ibnu Abbas untuk menjelaskan apa yang dimaksud ayat tersebut. Ini salah bukti bahwa tafsir sangat dibutuhkan daikalangan umat islam.

Menurut imam Azzarkasyi, Ibnu Abbas merupakan yang ahli tentang tafsir dan takwiil maka dari itu dia dinamakan dengan bahrul ulum. Dan Ibnu Masu’ud tentang tarjuman[21]

2.Dari kalangan tabi’in, yang masyhur dimakah murid dari Ibnu Abbas : Si’id bin jubair,Mujahid, Ikrimah, Maula ibnu Abbas, Thaus bin kisan Alyamaniy, Athaak bin abi rabah. Dan yang masyhur di madinah murid dari Ubay bin Ka’ab: Zaid bin Aslam Abul ‘aliyah, Muhammad bin Ka’ab alqurzy. Dan yang masyhur di iraq murid dari Abdullah bin mas’ud: ‘Alqamah bin Qais,Masruq,Alaswad bin yazid,’Aamir Asyi’bi, Hasan albasri,Qitadah bin da’amah assudusy.[22]

Berkata Ibnu Taimiyah: manusia yang paling tahu tentang tafsir penduduk makkah karna mereka berguru kepada ibnu Abbas, seperti Mujahid, Attak. Sebgaimana detulis diatas. Dan seperti itu juga penduduk kufah dari murid Abadullah bin Mas’ud dan dari demikian di istewaakan atas selain mereka. Dan ulama penduduk madinah yang ahli tentang tafsir, seperti Zaid bin Aslam yang mengambil darinya maalik tafsir, dan mengambil juga anaknya Abdurrahman dan Abdullah bin wahab[23]

Para sahabat dan tabiin sangat tinggi keinginnan untuk mengethui tentang tafsir maka banyak dikalangan mereka yang tahu tentang tafsir alqur’an sebagaim mana yang telah ditulis sebahagian mereka diatas.

Setelah itu dilanjutkan oleh para mufassir yang kita kenala sekarang namun tafsir yang ditulis para ulama baik yang telah wafat ataupun yang masih hidup sekarang, akan dipengaruhi penafsirannya oleh akidah dan mazhab yang dimiliki oleh ulama itu. Seperti Tafsir Jami’ Ahkam oleh Qurtubi yang berbentuk permasalahan fikih atau fahaman yang dimasukkan dalam penafsiran Al-Quran. Dan ada juga ahli tafsir yang menafsirkan Alqur’an dengan ilmu-ilmu yang lain, seperti falsafah dan mantik, riayadah,menurut perspektif akal dan logika seperti tafsir Fakhrul Din Ar-Razi yang berbentuk falsafah, tafsir Al-Alusi “ Ruh Al-Ma’ani Fi Tafsir Quranil Azim Wa’ Sab’ul Masani” , Tafsir Al-Baidhawi “ Anwar At-Tanzil Wa’ Asrar Ta’wil” dan Tafsir Jalalain.



Terdapat juga tafsir–tafsir lain seperti Tafsir ibn Katsir “ Tafsir Al-Quran Azim”, Tafsir Al-Baghawi “ Ma’alim At-Tanzil” serta tafsir Syaukani “ Fathul Qadir” yang menafsikan Alqur’an berdasarkan riwayat para sahabat, tabien, dan tabi’ tabien.



D. Pembagian tafsir

Diriwayatkan dari Ibn Abbas ra bahawa “ Tafsir itu terbahagi kepada 4 bahagian, iaitu perkara yang dapat diketahui oleh orang arab akan maknanya, tafsir dan perkara yang tidak ada keuzuran bagi sesiapa pun untuk mengetahuinya lantaran terlalu jelas dan tafsir yang hanya diketahui oleh para ulama’ serta tafsir dan perkara yang hanya diketahui oleh Allah swt.” [24]

Kebanyakan ulama membagi tafsir kepada tiga. Sebagaimana dikatakan oleh Azzarqani dalam kitabnya.

1. Tafsir bil makstur adalah tafsir dengan riwayat
2. Tafsir bil rakyi adalah tafsir dengan dirayah dan pendapat
3. Tafsir Isyari adalah tafsir dengan isyarat[25]



Akan tetapi ada tiga bagian tafsir yang termasyhur di kalangan banyak orang yaitu.

1. Tafsir tahlili adalah menafsirkan ayat kalimat demi kalimat dan dilengkapi dengan i;rab.
2. Tafsir maudhu’i adalah menafsikan ayat sesuai dengan maudu’ yang ada dalam Alqur’an seperti sabar, jihad dll.
3. Tafsir ayatul ahkam adalah mennafsirkan ayat yang disana ada hukum fiqih seperti tetnang ayat talak.[26]



E. SYARAT DAN ADAB PENAFSIR AL-QUR’AN

Untuk bisa menafsirkan al-Qur’an, seseorang harus memenuhi beberapa kreteria diantaranya:

1)- Beraqidah shahihah, karena aqidah sangat pengaruh dalam menafsirkan al-Qur’an.

2)- Tidak dengan hawa nafsu semata, Karena dengan hawa nafsu seseorang akan memenangkan pendapatnya sendiri tanpa melilhat dalil yang ada. Bahkan terkadang mengalihkan suatu ayat hanya untuk memenangkan pendapat atau madzhabnya.

3)- Mengikuti urut-urutan dalam menafsirkan al-Qur’an seperti penafsiran dengan al-Qur’an, kemudian as-sunnah, perkataan para sahabat dan perkataan para tabi’in.

4)- Faham bahasa arab dan perangkat-perangkatnya, karena al-Qur’an turun dengan bahasa arab. Mujahid berkata; “Tidak boleh seorangpun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berbicara tentang Kitabullah (al-Qur’an) jikalau tidak menguasai bahasa arab“.

5)- memiliki pemahaman yang mendalam agar bisa mentaujih (mengarahkan) suatu makna atau mengistimbat suatu hukum sesuai dengan nusus syari’ah,

6)- Faham dengan pokok-pokok ilmu yang ada hubungannya dengan al-Qur’an seperti ilmu nahwu (grammer), al-Isytiqoq (pecahan atau perubahan dari suatu kata ke kata yang lainnya), al-ma’ani, al-bayan, al-badi’, ilmu qiroat (macam-macam bacaan dalam al-Qur’an), aqidah shaihah, ushul fiqh, asbabunnuzul, kisah-kisah dalam islam, mengetahui nasikh wal mansukh, fiqh, hadits, dan lainnya yang dibutuhkan dalam menafsirkan.



Adapun adab yang harus dimiliki seorang mufassir adalah, diantaranya :

1. Niatnya harus bagus, hanya untuk mencari keridloan Allah semata. Karena seluruh amalan tergantung dari niatannya (lihat hadist Umar bin Khottob tentang niat yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim diawal kitabnya dan dinukil oleh Imam Nawawy dalam buku Arba’in nya).
2. Berakhlak mulia, agar ilmunya bermanfaat dan dapat dicontoh oleh orang lain
3. Mengamalkan ilmunya, karena dengan merealisasikan apa yang dimilikinya akan mendapatkan penerimaan yang lebih baik.
4. Hati-hati dalam menukil sesuatu, tidak menulis atau berbicara kecuali setelah menelitinya terlebih dahulu kebenarannya.
5. Berani dalam menyuarakan kebenaran dimana dan kapanpun dia berada.
6. Tenang dan tidak tergesa-gesa terhadap sesuatu. Baik dalam penulisan maupun dalam penyampaian. Dengan menggunakan metode yang sistematis dalam menafsirkan suatu ayat. Memulai dari asbabunnuzul, makna kalimat, menerangkan susunan kata dengan melihat dari sudut balagho, kemudian menerangkan maksud ayat secara global dan diakhiri dengan mengistimbat hukum atau faedah yang ada pada ayat tersebut.[27]





F. Penutup.

Inilah, yang bisa penulis kemukakan pada tulisan yang sangat sederhana ini. Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini akan tetapi alangkah bagusnya kita saling mencari yang lebih baik dan belajar dari kesalahan.

Harapan penulis kepada yang membaca makalah ini, semoga pembaca meniatkan semua kegiatannya ikhlas karena Allah SWT supaya mendapat pahala dalam mencari ilmu agama ini. Penulis mohon do’a kepada pembaca semua, semoga selalu bertambah ilmu setiap harinya dan lancar dalam segala urusan serta dapat apa yang dicita-citakan. Amien!!

Akhirnya, dangan segala kekurangan dan kesalahan penulis mintak maaf. Semua yang benar itu datang dari Allah dan yang salah itu datang dari syetan.



“Dan siapa yang berpaling ingkar dari ingatan dan petunjuk-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit (resah gelisah dan tidak tenteram jiwanya) dan Kami akan himpunkan dia pada hari kiamat dalam keadaan buta (meraba-raba dalam kesesatan seperti keadaannya di dunia).” (Surah Thaha, ayat 124)





[1] Muhammad Arkoun, Al Quran Min al Tafsir Al Maurust Ila Tahlil Al Khithob Al Dini Terjemah Hasyim Sholih, Cet Dar Al Tholiah Beirut, Tanpa tahun penerbit. Hal:14



[2] Kamus almuhit jilid 2 halaman 114

[3] Lisanun arab jilid5 halaman 55

[4] Burhan fi ulumul qur’an jilid 1 hal 13

[5] Al-itqaan fi ulumulqur’an jilid 2 hal 173

[6] Manahilul ‘irfan fiulumulqur’an 2 hal 5

[7] Tafsir wal mufassiruun jilid 1 hal 19

[8] Kamus almuhit jilid 3 hal 341

[9] Lisanaul arab jilid 11 hal 32

[10] Al-aqdu stamiin fi manahij mufassiriin hal 5

[11] Manahilul ‘irfan fiulumulqur’an 2 hal 6,7 dan Al-itqaan fi ulumulqur’an jilid 2 hal 173

[12] Manna’ul qattan mabahisul ulumul qur’an hal 327

[13] Tafsir wal mufassiruun jilid 1 hal 23

[14] Attibyan fi ulumul qur’an hal 42

[15] Hidayaturrahman fi ulumul qur’an hal 12

[16] Attibyan fi ulumul qur’an hal 43

[17] Manna’ul qattan mabahisul ulumul qur’an hal 21

[18] Studi Kritis Pemahaman Islam, (www.webtwin.com)

[19] Manna’ul qattan mabahisul ulumul qur’an hal 9

[20] Al-itqaan fi ulumulqur’an jilid 2 hal 187

[21] Burhan fi ulumul qur’an jilid 1 hal 9

[22] Manna’ul qattan mabahisul ulumul qur’an hal 11.

[23] Muqaddimah usuluttafsir oleh ibnu taimiyah syarah syekh husaimin hal 45,46.

[24] Burhan fi ulumul qur’an jilid 2 hal 45, Al-‘aqdu astamin fi manahijil mufassirin hal.45

[25] Manahilul ‘irfan fiulumulqur’an jilid 1 hal 479.

[26] Ma’a huda Alqur’an, hal 3.

[27] Manna’ul qattan mabahisul ulumul qur’an hal 329.dan Al-‘aqdu astamin fi manahijil mufassirin hal.145

Senin, 28 Desember 2009

PEMEROLEHAN BAHASA

BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa merupakan proses mempengaruhi orang lain disiplin-disiplin yang lain, menambah perhatian yang sama besarnya seperti psikologi dan komunikasi. Erat sekali kaitannya antara komunikasi dengan Bahasa karena Bahasa juga merupakan alat komunikasi.
Bahasa adalah tata keyakinan yang relatif berjangka panjang sebagian mengenai bahasa tertentu, mengenai obyek bahasa yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu dengan cara yang disenanginya. Sikap positif terhadap bahasa akan mempertinggi keberhasilan belajar bahasa. Sikap merupakan kontributor utama bagi keberhasilan belajar Bahasa (Macmara dalam study dan Fasold, 1973:36).
Dan dalam penulisan makalah mandiri ini kan menjelaskan tentang pemerolehan bahasa dan semoga makalah mandiri ini bermanfaat untuk semua khususnya bagi mahasiswa atau mahasiswi yang ingin memperdalam tentang makalah mandiri ini.


BAB II
PEMEROLEHAN BAHASA

Pemerolehan dipakai untuk padanan istilah Inggris acquisition, yakni proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya (native language). Istilah ini dibedakan dari pembelajaran yang merupakan padanan dari istilah Inggris learning. Dalam pengertian ini proses itu dilakukan dalam tatanan yang formal, yakni belajra dikelas dan diajar oelh seorang guru. Dengan demikian maka proses dari anak yang belajar menguasai bahasa ibunya adalah pemerolehan sedangkan proses dari orang (umumnya dewasa) yang belajar di kelas adalah pembelajaran.
Minat terhadap bagaimana anak memperoleh bahasa sebenarnya sudah lama sekali ada, raja Mesir pada abad ke 7 sebelum Masehi Psammetichus I menyuruh bawahannya untuk mengisolasi dua dari anaknya untuk mengetahui bahasa apa yang akan dikuasai anak-anak itu. Sebagai raja Mesir dia mengharapkan bahasa yang keluar dari anak-naka itu adalah bahasa Arab, meskipun akhirnya dia kecewa.
Charles Darwin pada 1877 juga mencatat perkembangan bahasa anak lelakinya (Gleason dan Ratner 1998 : 349). Catatan harian yang pada jaman modern berkembang menjadi data-data elektronik sesuai dengan perkembangan jaman mendorong lebih kuat kajian mengenai bagaimana anak memperoleh bahasa. Ingram (1989) membagi perkembangan bahsa menjadi 3 tahap : periode buku harian, periode sampel besar, dan periode kajian longitudinal.
Periode harian adalah dari tahun 1876 sampai tahun 1926 pada masa ini kajian pemerolehan bahasa anak dilakukan dengan peneliti mencatta apa pun yang diujarkan oleh anak dalam suatu buku harian. Data dalam buku harian ini kemudian dianalisis utuk disimpulkan hasil-hasilnya
Peidoe sampel besar adalah dari tahun 1926 sampai tahun 1957. periode ini berkaitan dengan munculnya aliran baru dalam ilmu jiwa bernama behaviorisme yang menekankan peran lingkungan dalam pemerolehan pengetahuan, tremasuk pengetahuan bahsa. Dengan pandangan yang behavioristik ini maka metode kunatitatif dianggap sebagai metode yang benar.
Petiode kajian longitudinal, menurut Ingram dimulai dengan buku Chomsky syntactic structures (1957) yang merupakan titik awal dari tumbuhnya aliran mentalisme atau nativisme pada ilmyu linguistik. Aliran yang berlawanan dengan behaviorisme ini mendasarkan adanya bekal kodrati inilah yang membuat anka dimana pun juga memakai strategi yang sama dalam memperoleh bahasanya.
Ciri utama periode ini adalah bahwa studi longitudinal memerlukan jangka waktu yang panjang karena yang diteliti adalah perkembangan sesuatu yang sedang dkaji dari satu waktu sampai ke waktu lain. Waktu yang hanya satu-empat bulan biasanya belum akan dapat memberikan gambaran bagaimana sesuatu itu berkembang dalam bahasa. Jumlah subjek biasanya juga lebih sedikit dan bahkan satu orang pun seperti yang dilakukan oleh Weir (1962), Dromi (1987), Tomasello (1992), dan Dardjowwidjojo (2000).
Dari segi litertur yang ada, pembagian menjadi tiga tahap oleh Ingram ini rasanya tidka terlalu pas karena banyak kajian yang tidak cocok dengan ciri periode-periode diatas. Karya Leopold yang monumental ditulis 1989 padahal datanya adalah dari buku harian yang menurut Ingram berakhir pada tahun 1926. Dalam kenyataannya banyak penelitian longitudinal yang subjeknya adalah keluarga si peneliti yang menurut Ingram harusnya bukan sanak-kandung. Penelitian oleh Weir, Dromi, dan Tomasello diatas adalah penelitian tentang anak mereka masing-masing.
Di samping itu buku catatan harian, metode penelitian yang dipakai dapat berupa observasi, dengan kemajuan teknologi data yang diperoleh dengan merekam ujaran maupun tingkah laku akan saat berujar, baik secara visual maupun auditori. Data rekaman untuk berbagai bahasa di dunia telah dikumpulkan pada tahun 1985 dalam kolekasi yang dikenal dengan nama CHILDES – Chil Language Exchange Data System. Metode eksperimen dipakai peneliti ingin jawaban suatu masalah, dalam hal ini peneliti memiliki topik yang akan diteliti (misalnya apakah ujaran ibu pada anak berbeda dengan ujaran ayah pada anak), lalu dibuatnya eksperimen untuk mendapatkan jawabannya. Anak dapat memperoleh bahasa apa pun yang disajikan kepadanya, pastilah ada sesuatu yang sifatnya universal pada bahasa. Banyak bahasa dan dari nahasa-bahasa itu dia sarikan fitur-fitur mana yang terdapat pada semua bahasa, dan mana yang hanya pada beberapa bahasa. Dengan demikian konsep universal bahasa bukanlah sesuatu yang mutlak tetapi relatif.
Pada kelompok universal tendensius non-implikasional terdapat kecenderungan besar untuk bahasa memiliki sesuatu tertentu. Misalnya hampir semua bahasa memiliki konsonan nasal. Pada kelompok unversal tendensius implikasional dikatakan bahwa bila suatu bahasa memiliki X maka kemungkinan besar adalah bahwa bahasa itu juga memiliki Y. misalnya bahasa yang memiliki urutan SOV (subjek-objek-verba).
Dari berbagai macam universal serta proses pemerolehan bahasa tampak bahwa pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan erat dengan konsep universal. Sejauh mana konsep universal itu mempengaruhi pemerolehan keliahatannya tergantung pada sifat kodrati komponen bahasa. Komponen fonologi yang lebih banyak terkait dengan neurobiologi manusia, tampaknya yang paling utama universal. Sementara itu komponen sintaksis dan semantik memiliki kadar universal yang lebih rendah.
Dalam masalah kaitan antara konsep universal dengan pemerolehan fonologi, ahli yang pandangannya sampai kini belum disanggah orang adalah Roman Jakobson. Dialah yang mengemukakan adanya universal pada bunyi bahsa manusia dan urutan pemerolehan bunyi-bunyi tersebut. menurut dia pemerolehan bunyi sejalan selaras dengan kodrat bunyi itu sendiri. Bunui pertama yang keluar waktu anak mulai berbicara adalah kontras antara konsonan dan vokal. Dalam hal voal hanya bunyi /a/, /i/, dan /u/ yang akan keluar duluan. Dari tiga bunyi ini, /a/ akan lebih keluar lebih dahulu daripada /i/ atau /u/, mengapa demikian ? sebabnya adalah bahwa ketiga bunyi ini membentuk apa yang dia namakan sistem vokal minimal (minimal vocalic system) : bahasa mana pun di dunia pasti memiliki minimal tiga vokal itu.
Mengenai konsonan Jakobson mengatakan bahwa kontras pertama yang muncul adalah oposisi antara bunyi oral dengan bunyi nasal (/p-b/ dan /m-n/) dan kemudian disusul oelh kontras antara bilabial dengan dental (/p/-/t/). Sistem kontars ini dinamkan sistem konsonantal minal (minimal consonantal system).
Macam dan jumlah bunyi pada bahasa bisa saja berbeda-beda dari satu bahasa ke bahasa lain. Akan tetapi hubungan antara satu bunyi dengan bunyi yang lain bersifat universal. Urutan bunyi bersifat genetik dan karena perkembangan boiologimanusia itu tidak sama maka kapan munculnya suatu bunyi tidak dapat diukur dengan tahun atau bulan kalender. Tidak ada anak Indonesia yang sudah dapat mengucapkan /r/ tetapi belum dapat mengucapkan /p/, /g/, dan /j/. kapan bunyi itu anak muncul berbeda dari satu anka ke anak yang lain.

BAB III
KESIMPULAN

Charles Darwin pada 1877 juga mencatat perkembangan bahasa anak lelakinya (Gleason dan Ratner 1998 : 349). Catatan harian yang pada jaman modern berkembang menjadi data-data elektronik sesuai dengan perkembangan jaman mendorong lebih kuat kajian mengenai bagaimana anak memperoleh bahasa. Ingram (1989) membagi perkembangan bahsa menjadi 3 tahap : periode buku harian, periode sampel besar, dan periode kajian longitudinal.
Ciri utama periode ini adalah bahwa studi longitudinal memerlukan jangka waktu yang panjang karena yang diteliti adalah perkembangan sesuatu yang sedang dkaji dari satu waktu sampai ke waktu lain. Waktu yang hanya satu-empat bulan biasanya belum akan dapat memberikan gambaran bagaimana sesuatu itu berkembang dalam bahasa. Jumlah subjek biasanya juga lebih sedikit dan bahkan satu orang pun seperti yang dilakukan oleh Weir (1962), Dromi (1987), Tomasello (1992), dan Dardjowwidjojo (2000).

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belakajr. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan disekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahamna yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamamalik : 1994:6) :
a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c. Seluk beluk proses belajar.
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.
h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran.
i. Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari prose belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dari tujuan pembelajarn disekolah pada khususnya.

BAB II
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( ) atau pengantar pesan. Berlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photo grafis atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Association for Education and Comunication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat manipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat diguankan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran merangsang pikiran ,perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Pada tahun 50-an, media disebut sebagai alat bantu audio-visual (audio visual aids) karena pada masa itu peranan media memang semata-mata untuk membantu guru dalam mengajar. Tetapi kemudian namanya lebih populer sebagai media pengajaran atau media belajar.
Jika media selalu mengandung pesan atau isi pelajaran didalamnya, tidaklah demikian halnya dengan alat pengajaran. Di dalam alat pengajaran tidak terkandung pesan/isi/bahan pelajaran, tapi peranannya penting sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dalam pelajaran tentang kuman misalnya, bantuan mikroskop sebagai alat pengajaran sangat penting. Demikian pula dalam pelajaran menggambar, penggaris atau kuas berfungsi sebagai alat pengajaran yang sering diperlukan.

B. Jenis Media Pengajaran
Seperti yang telah diuraikan pada bagian terdahulu bahwa media pengajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralaan. Dalam perkembangannya media pengajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atau dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audi-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pengajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikro-prosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif (Seels dan Richey, 1994). Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pengajaran dapat dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu (1) media hasil teknologi cetak (2) media hasil audio-visual (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafis, foto atau representasi fotografis dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pengajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar. Teknologi cetak memiliki ciri-ciri berkut :
a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdaasarkan ruang.
b. Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
c. Teks dan visual ditampilkan statis (diam).
d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.
e. Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa.
f. Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.
Teknologi audio-visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audia dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor vsual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalu pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut :
a. Mereka biasanya bersifat linear.
b. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.
c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya.
d. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstak.
e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
f. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau meyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Perbedaan anatra media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi lainnya adalah karena informasi/materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer dalam pengajaran umumnya dikenal sebagai computer-assisted instruction (pengajaran dengan bantuan komputer). Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), drills and practice (latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari), dan basis data (sumebr yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuan sesuai dengan keinginan masing-masing). Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut :
a. Meraka dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear.
b. Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang/pengembang sebagaimana direncanakannya.
c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstak dengan kata, simbol dan grafik.
d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
e. Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi.
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory yang besar, hard disk yang besar, dan onitor yang berresolusi tinggi ditambah dengan periperal (alat-alat tambaan seperti videodisc player, perangkat keras untuk bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio). Beberapa ciri utama teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut :
a. Ia dapat digunakan secara acak, sekunsial, secara linear.
b. Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan dibawah pengendalian siswa.
d. Prisip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran.
e. Pemebelajaran didata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga penegtahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan.
f. Bahna-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa.
g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber.
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glosgow (1990:181-183) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1. Pilihan media tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan
- Proyaksi opaque (tak tembus pandang)
- Proyeksi overhead
- Sliders
- Filmstrips
b. Visual yang tal diproyeksikan
- Gambar, poster
- Foto
- Charts, grafik, diagram
- Pameran, papan info, papan bulu
c. Audio
- Rekaman piringan
- Pita kaset, reel, cartridge
d. Penyajian multimedia
- Slide plus suara (tape)
- Multi-image
e. Visual dinamis yang diproyeksikan
- film
- televisi
- video
f. Cetak
- buku teks
- modul, teks terprogram
- workbook
- majalah ilmiah, berkala
- lembaran lepas (hand-out)
g. Permainan
- teka-teki
- simulasi
- permainan papan
h. Realia
- model
- specimen (contoh)
- manipulatif (peta, boneka)
2. Pilihan media teknologi mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi
- Teleconference
- Kuliah jarak jauh
b. Media berbasis mikroprosesor
- computer-ssisted instuction
- permainan komputer
- sistem tutor intelejen
- interaktif
- hypermedia
- compact (video) disc


DAFTAR PUSTAKA

- Sadiman, Arief dkk. Media Pendidikan, Jakarta; Raja Grafindo Persada. 2003.
- Arsyad, Azhar. Media Pengajaran. Jakarta, Raja Grafindo Persada. 2000.
- Syaodih, Nana dan Ibrahim. R, Perencanaan Pengajaran. Jakarta, Rineaka Cipta. 1996.

CARA PANDANG IBNU KHALDUN DAN AUGUST COMTE DALAM MENGAMATI PBA

CARA PANDANG IBNU KHALDUN DAN AUGUST COMTE DALAM MENGAMATI PBA

1. Ibnu Khaldun
Sebagaimana kita ketahui bahwa Ibnu Khaldun berlandaskan pada teori “Ashabiyah” atau persahabatan. Apabila teori ini diterapkan di PBA, sangatlah efektif. Contoh : Sistem pembelajaran di ponpes salaf, para santri belajar dengan temannya atau santri senior mereka belajar, berlatih dan mengisi waktu dengan kegiatan kesenian secara continuo. Namun, ini hanyalah fakta kecil di PBA sendiri belum sepenuhnya mampu untuk menerapkannya. Adapun bukti nyata adalah dengan mengadakan kajian Bahasa Arab namun kegiatan ini kurang respon dari mahasiswa sendiri dan tidak dilaksanakan secara continuo.
2. August Comte
August Comte berlandaskan pada 4 point :
a) Terstruktur
Kaitannya dengan PBA, PBA memiliki materi metodologi dan kajian yang terstruktur. Misalnya saja, di semester II mahasiswa PBA sudah dipelajari MKDK yaitu mata kuliah Nahwu dan Sharaf. PBA juga menunjang sekali dalam mata kuliah lain khususnya kajian Islam.
b) Fungsional
PBA memiliki fungsi sebagai modal dasar untuk memahami Al-Qur’an dan kajian Islam lainnya. Namun fakta yang ada, mahasiswa belum mampu mengkaji lebih dalam bagaimana Bahasa Arab itu sendiri? Dan bagaimana kita dapat memahami Al-Qur’an serta kajian Islam lainnya, sedangkan kita sendiri belum mampu menguasai Bahasa Arab?
c) Interaktif
PBA sangatlah interaktif, salah satu contohnya adalah adanya hubungan aktif antara mahasiswa dan dosen. Misalnya diskusi Bahasa Arab, dan muhadasah atau dialog B.Arab. Sebagai bukti nyata adalah terselenggaranya kegiatan semarak PBA pada bulan Maret lalu.
d) Dinamis
Sistem pembelajaran PBA sangatlah dinamis, salah satu buktinya dari segi kurikulum, metodologi pembelajaran, fasilitas dan buku-buku B.Arab mengalami perubahan positif. Metodologi pembelajaran B.Arab berkembang, tidak statis, seiring dengan perubahan zaman begitupun fasilitas, kurikulum, dan buku-buku Bahasa Arab mengalami perubahan yang signifikan. Ini dimaksudkan demi tercapainya tujuan akhir membentuk mahasiswa tangguh, intelek dan menjadi guru Bahasa Arab yang profesional dihari nanti kelak, dan dapat berdekasi tinggi di masyarakat.

ALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

A. Aliran kalam

Pada awalnya khawarij merupakan aliran atau faksi politik karena pada dasarnya kelompok itu terbentuk karena persoalan kepemimpinan umat Islam. Menurut khawarij orang-orang yang terlibat dan menyetujui hasil tahkim telah melakukan dosa besar. Orang Islam yang melakukan dosa besar dalam pandangan mereka berarti telah kafir, kafir setelah memeluk Islam berarti murtad, dan orang murtad (keluar Islam) halal dibunuh. Atas dasar premis-premis yang dibangunnya khawarij berkesimpulan bahwa orang yang terlibat dan menyetujui tahkim harus dibunuh. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk membunuh Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufian, Abu Musa Al-Asy’ari, Amr bin Ash, dan sahabat-sahabat lain yang menyetujui tahkim. Namun yang berhasil mereka bunuh hanya Ali bin Abi Thalib, Mua’wiyah tidak berhasil mereka bunuh.
Aliran jabbariyah berpendapat sebaliknya bahwa dalam hubungannya dengan manusia, Tuhan itu Maha kuasa karena itu Tuhanlah yang menentukan perjalanan hidup dan yang mewujudkan perbuatannya, menurut aliran ini manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan perjalanan hidup dan mewujudkan perbuatannya, mereka hidup dalam keterpaksaan (jabbar ). Oleh kaena itu aliran ini kemudian dikenal dengan nama Jabbariyah ( al-syahrastani, t.th: 85 ). Adapun ajaran Jabbariyah tampaknya diajarkan pertama oleh al-Ja’d bin Dirham, meskipun yang lebih banyak menyebarkan adalah Jahm bin Shafwan dari khurasan, selain penyebar ailran Jabbariyah ia juga dikenal sebagai pemuka Mu’jiah. Jahm bin Shafwan juga menentang kekuasaan Bani Ummayah akibatnya ia ditangkap kemudian dihukum bunuh (131 H ). (Ali Mushthafa al-Ghurabi, 1985 : 21 ).
Mu’tazilah merupakan aliran teologi yang dekat, kalau tidak dikatakan berafiliasi dengan kekuasaan Bani Abbas fase pertama karena dekatnya pada zaman pemerintahan al-Makmun (Dinasti Bani Abbas), Mu’tazilah dijadikan madzhab resmi yang dianut oleh negara. Ajarn pokok aliran mu’tazilah adalah panca-ajaran atau pancasila Mu’tazilah, lima ajaran tersebut adalah sebagai berikut.
 Keesaan Tuhan (al-tauhid )
 Keadilan Tuhan ( al-‘adl )
 Janji dan ancaman (al-wa’d wa al-waid )
 Posisi diantara dua tempat (al-manzilah bain al-manzilatain )
 Amar ma’ruf nahi munkar ( al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar )
Imam al-Asy’ari ( 260 – 324 H ), menurut Abu Bakar isma’il al-Qairawani adalah seorang penganut Mu’tazilah selama 40 tahun kemudian ia menyatakan keluar dari Mu’tazilah setelah itu ia mengembangkan ajaran yang merupakan counter terhadap gagasan-gagasan Mu’tazilah, ajarannya kemudian dikenal sebagai aliran ahl al-sunnah wa al-jama’ah. (Harun nasution, 1986 : 61 ). Ajaran pokok aliran ahl al-sunnah wa al-jama’ah yang dikemukakan oleh Imam Al-Asya’ri adalah kemahakuasaan Tuhan yang keadilan-Nya telah tercakup dalam kekuasaan-Nya suatu gagasan yang mirip dengan gagasan jabbariyah.
Imam Maturidi pun memiliki pengikut yaitu al-bazdawi yang pemikirnnya tidak selamanya sejalan dengan gagasan gurunya. Oleh Karena itu para ahli menjelaskan bahwa Maturidiah terbagi menjadi dua yaitu golongan Samarkand, pengikut Imam al-Maturidi dan golongan Bukhara, para pengikut Imam al-Bazdawi yang tampaknya lebih dekat kepada ajaran al-Asya’ri (Harun Nasution, 1986 : 78 ).Aliran kalam terakhir yang dikemukakan oleh Ibnu Taimiah adalah aliran salafi, aliran ini tidak selamanya sejalan dengan gagasan-gagasan Imam al-Asy’ari terutama karena aliran Ahl al-sunnah wa al-jama’ah menggunakan logika ( manthiq) dalam menjelaskan teologi sedangkan aliran salafi menghendaki teologi apa adanya tanpa dimasuki oleh unsur ra’y.


B. Aliran Fiqih

Secara histories hukum Islam telah menjadi dua aliran pada zaman sahabat Nabi Muhammad saw, dua aliran tersebut adalah Madrasat al-Madinah dan Madrasat al-Bagdhdad atau madrasat al-hadits dan madrasat al-Ra’y. Sedangkan Ibnu al-Qayim al-Jauziyyah menyebutnya sebagai Ahl al-Zhahir dan Ahl al-Ma’na.
Aliran madinah terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di Madinah, dan aliran Baghdad atau kufah juga terbentuk karena sebagian sahabat tinggal di kota tersebut. Atas jasa sahabat Nabi Muhammad Saw yang tinggal di Madinah, terbentuklah fuqaha sab’ah yang juga mengajarkan dan mengembangkan gagasan guru-gurunya dari kalangan sahabat, diantara fuqaha sab’ah adalah Sa’id bin al-Musayyab. Salah satu murid Sa’id bin al-Musayyabadalah Ibnu Syihab al-Zuhri sedangkan diantara murid Ibnu Syihab al-Zuhri adalah Imam Malik pendiri aliran Maliki. Diantara ajaran Imam Malik yang paling terkenal adalah ia menjadikan ijma’ dan amal ulama madinah sebagai hujah.
Salah satu murid Imam al-Syafi’i adalah Ahmad bin Hanbal, pendiri aliran Hanabilah. Thaha Jabir Fayadl al-ulwani (1987 : 87-8 ) menjelaskan bahwa madzhab fiqih Islam yang muncul setelah sahabat dan kibar al-tabi’in berjumlah 13 aliran. Tiga belas aliran itu berafiliasi dengan aliran ahl al-sunnah wa al-jama’ah akan tetapi tidak semua aliran itu dapat diketahui dasar-dasar dan metode istinbath hukum yang digunakannya, diantara pendiri aliran yang ketiga belas itu ialah :
1. Abu Sa’id al-Hasan bin Yasar al-bashri ( wafat 110 H ).
2. Abu Hanifah al-Nu’man bin Tsabit bin Zuhti ( wafat 150 H ).
3. Al-Auza’i Abu ‘Amr ‘Abd al-rahman bin ‘Amr bin Muhammad ( wafat 157 H ).
4. Sufyan bin Sa’id bin Masruq al-Tsauri ( wafat 160 H ).
5. Al-Laits bin Sa’d (wafat 175 H ).
6. Malik bin Anas al-Bahi (wafat 179 H )
7. Sufyan bin ‘Uyainah (wafat 198 H ).
8. Muhammad bin Idris al-Syafi’i (wafat 204 H ).
9. Ahmad bin Muhammad bin Hanbal (wafat 241 H ).
10. Daud bin ‘Ali al-Ashabahani al-baghdadi (wafat 270 H ).
11. Ishaq bin Rahawaih ( wafat 238 H ).
12. Abu Tsur Ibrahim bin Khalid al-kalabi (wafat 240 H ).
Aliran hukum Islam yang terkenal dan masih ada pengikutnya hingga sekarang hanya beberapa aliran diantaranya Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah.
C. Aliran Tasawuf

Pada penulis ajaran tasawuf termasuk Harun Nasution, memperkirakan adanya unsur-unsur ajaran non-Islam yang mempengaruhi ajaran tasawuf. Unsur-unsur yang dianggap berpengaruh pada ajaran tasawuf adalah kebiasaan rahib Kristen yang menjahui dunia dan kesenangan materi, ajaran-ajaran Hindu, ajaran Pythagoras tentang kontemplasi dan filsafat emanasi Plotinus. Terlepas dari ada-tidaknya pengaruh Kristen, Hindu, filsafat Pythagoras dan filsafat emanasi plotinus yang jelas antara ajaran tasawuf dan ajaran-ajaran tersebut terdapat kesamaan-kesamaan.
Pada dasarnya tasawuf merupakan ajaran yang membicarakan kedekatan antara sufi (manusia ) dengan Allah. Rabi’ah merumuskan kedekatannya dengan Tuhan dalam mahabbah, Yazid al-Bustami merumuskannya dalam al-ittihad, Al-Hallaj merumuskannya dalam hulul dan al-Ghazali merumuskannya dalam ma’rifah dengan demikian ada timbal balik antara sufi dengan Tuhan.

iklan