Selasa, 22 Desember 2009

EVALUASI DAN PRESTASI BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN




Psikologi berasal dari perkataan Yunani, psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakngnya.
Dan dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Evaluasi dan Prestasi Belajar” yang mana di dalamnya menjabarkan pengertian eavaluasi, tujuan evaluasi, fungsi evaluasi, jenis evaluasi dan prestasi belajar” semoga makalah yang dibuat oleh kelompok kami bermanfaat untuk mahasiswa yang ingin memperdalam psikologi secara terperinci dan semoga makalah ini diterima dengan baik.


BAB II
EVALUASI DAN PRESTASI BELAJAR


A. Evaluasi Belajar
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Aktivitas belajar perlu diadakan evaluasi, hal ini penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui eavaluasi dapat diketahui kemajuan-kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusancpenting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui anak serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.
Istilah evaluasi sering dikacaukan dengan pengukuran, keduanya memang ada kaitan yang erat tetapi sebenarnya mengandung titik beda. Menurut Sumadi Suryabrata, penegrtian pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi yang dapat dikuantifikasikan baik dengan tes maupun dengan cara-cara yang lain. Sedangkan pengertian evaluasi menekankan penggunaan informasi yang diperoleh dengan pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan-keputusan pendidikan.
Evaluasi yang sempurna tidak hanya berobjekkan pada aspek kecerdasan tetapi mencakup seluruh pribadi anak dalam seluruh situasi pendidikan yang dialaminya.
Adapun aspek-aspek kepribadiannya yang harus di perhatikan dan merupakan objek di dalam pelaksanaan evaluasi tersebut, menurut Nasrun Harahap, dkk. Adalah berikut ini.
1. Aspek-aspek tentang berpikir, meliputi: inteligensi, ingatan, cara menginterpretasi data, pokok-pokok pengerjaan, pemikira yang logis, dan lain-lain.
2. Dari segi perasaan sosialnya, meliputi :kerjasama dengan kawan sekelasnya, cara bergaul, cara pemecahan masalah serta nilai-nilai sosial, cara mengatasi dan menghadapi serta cara berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
3. Dari kekayaan sosial dan kewarganegaraan meliputi: pandangan hidup atau pendapatnya terhadap masalah-masalah sosial, politik dan ekonomi.
2. Tujuan Evaluasi
Tujuan umum dan tujuan khusus. L. Pasaribu dan simanjuntak, menegaskan bahwa:
1. Tujuan umum dari evaluasi adalah sebagai berikut.
- Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang di harapkan.
- Memungkinkan pendidik/ guru menilai aktifitas/ pengalaman yang di dapat.
- Menilai metode mengajar yang di pergunakan .
2. Tujuan khusus dari evaluasi adalah berikut ini :
- Merangsang kegiatan siswa.
- Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
- Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
- Memperoleh bahwa laporan tentang perkembangan siswa yang diperlakukan orang tua dan lembaga pendidikan.
- Memperbaiki mutu pelajaran / cara belajar dan metode belajar.
3. Fungsi evaluasi
1. Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
2. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas serta penentuan lulus tidaknya seorang murid.
3. Untuk menntukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid.
4. Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesuliatan-kesulitan belajar yang timbul.
4. Jenis-jenis evaluasi
a. Evaluasi formatif
Fungsinya untuk memperbaiki proses belajar kea rah yang lebih baik atau memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan.
b. Evaluasi sumatif
Fungsinya menentukan angka / nilai murid setelah mengikuti program pengajaran dalam catur wulan, semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan. Di samping untuk memperbaiki situasi proses belajar mengajar kea rah yang lebih baik serta untuk kepentingan penilaian selanjutnya.
c. Evaluasi placement (penempatan)
Fungsinya untuk mengetahui keadsaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisi yang tepat.
d. Evaluasi diagnostik
Fungsinya untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu dan bagaimana usaha untuk memecahkannya.

B. Prestasi Belajar
Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa namun pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal itu disebabkan perubahan hasil belajar itu yang bersafat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.


Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi
Ranah / Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi
A. Ranah Cipta (Kognitif)
1. Pengamatan



2. Ingatan



3. Pemahaman



4. Penerapan




5. Analisis (Pemeriksaan dan pemilihan secara teliti)


6. Sintetis (membuat paduan baru dan utuh)


B. Ranah Rasa (Afektif)
1. Penerimaan

2. Sambutan

3. Apresiasi (sikap menghargai)

4. Internalisasi (pendalaman)

5. Karakteristik (penghayatan)


1. Keterampilan bergerak dan bertindak

2. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal
1. Dapat menunjukkan
2. Dapat membandingkan
3. Dapat menghubungkan

1. Dapat menyebutkan
2. Dapat menunjukkan kembali

1. Dapat menjelaskan
2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri

1.Dapat memberikan contoh
2. Dapat menggunakan secara tepat

1. Dapat menguraikan
2. Dapat mengklasifikasikan / memilah-milah

1. Dapat menghubungkan
2. Dapat menyimpulkan
3. Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum)

1. Menunjukkan sikap menerima
2. Menunjukkan sikap menolak


1. Kesediaan berpartisipasi/terlibat
2. Kesediaan memanfaatkan

1. Menganggap penting dan bermanfaat
2. Mengganggap indah dan harmonis
3. Mengagumi


1. Mengakui dan meyakini
2. Mengingkari

1. Melambangkan atau meniadakan
2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari


1. Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya

1. Mengucapkan
2. Membuat mimic dan gerakan jasmani
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
3. Observasi

1. Tes lisan
2. Tes tertulis
3. Observasi

1. Tes lisan
2. Tes tertulis


1. Tes tretulis
2. Pemebrian tugas
3. Observasi


1. Tes tertulis
2. Pemebrian tugas



1. Tes tertulis
2. Pemberian tugas



1. Tes tertulis
2. Tes skal sikap
3. Observasi


1. Tes skala sikap
2. Pemberian tugas
3. Observasi

1. Tes skala penilaian/sikap
2. Pemberian tugas
3. Observasi


1. Tes sakal sikap
2. Pemberian tugas ekspresif (yang menyatakan sikap san proyektif (yang menyatakan perkiraan/amalan)
3. Observasi

1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif
2. Observasi



1. Observasi
2. Tes tindakan



1. Tes lisan
2. Observasi
3. Tes tindakan



BAB III
KESIMPULAN


Aktivitas belajar perlu diadakan evaluasi, hal ini penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui eavaluasi dapat diketahui kemajuan-kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusancpenting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui anak serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.
Hasil belajar ideal meliputi segenap psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa namun pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal itu disebabkan perubahan hasil belajar itu yang bersufat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.



DAFTAR PUSTAKA


Syah, Muhibuddin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Ahmadi, Abu dan Supriyono Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan