Senin, 28 Desember 2009

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I
PENDAHULUAN


Perkembangan adalah serangkaian perubahan yang terjadi sebagai akibat atau proses kematangan dan pengalaman. Dan segala sesuatu di dunia ini tidak lepas dari proses perkembangan termasuk ilmu-ilmu pengetahuan dan makalah ini kita akan membahas tentang “PERKEMBANGAN PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU” yang mana pada mulanya psikologi merupakan bagian dari kajian filsafat, semua teori dikemukakan berdasarkan logika belaka tanpa adanya pengalaman atau pun observasi.
Lantas sejak kapan dan bagaimana psikologi menyatakan diri sebagai ilmu yang berdiri sendiri? Untuk menguraikan itu kami mengajukan 3 pembahasan :
1. Sejarah Psikologi
2. Perkembangan Psikologi
3. Ruang Lingkup Psikologi
4. Hubungan Psikologi Dengan Ilmu
Demikian garis besar makalah yang sederhana ini, semoga bermanfaat.


BAB II
PEMBAHASAN


A. Sejarah Psikologi
Sejak zaman Yunani jiwa manusia telah menjadi obyek pembahasan para filosof, namun psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri abru dimuali pada tahnu 1879 ketika wilhem Wundt (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota Leipziq Jerman.
Secara garis besar perkembangan psikologi dapat dibagi dua yaitu : masa sebelum menjadi ilmu yang berdiri sendiri dan sesudahnya.
Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para filsafat dan ilmu fasal sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Pada waktu itu teori dikemukakan berdasarkan argumentasi logika belaka dan belum ada pembuktian-pembuktian empiris karena filsafat adalah ilmu yang mencari hakikat sesuatu dengan pertanyaan dan jawaban tyang dilakukan secara terus menerus sehingga mendapatkan pengertian yang hakiki.
Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat sehingga obyeknya masih hakikat jiwa dan menggunakan argumentasi jiwa. Tokoh-tokohnya Ren des cartes (1596-1650) dengan teori kesadaran, John Locke (1623-1704) dengan teori tabula rasa. Masalah jiwa juga dibahas oleh tokoh-tokoh Islam seperti : Al-Ghazali, Al-Asy’ari, kemudian Arrozi dan ilmu ini merupakan bagian dari tasawauf dan usuludin.
Dan masa psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa dimana gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah, gejala kejiwaan dipelajari secara lebih sistematis dengan obyeknya.

B. Perkembangan Psikologi
Pada masa Yunani kuno, para ahli fikir mencoba menyikap tabir rahasia jiwa yang gaib dengan berdasarkan falsafah masing-masing dimana penyelidikan atau percobaan belum dilakukan dengan sempurna. Metode yang dipakai ialah metode deduktif dan psikologinya disebut psikologi filosofis sedangkan obyek mengenai asal usul jiwa, wujud jiwa akhir jadinya dan sebagainya ini adalah soal luar alam nyata dan tidak berwujud oleh karena itu psikologi ini disebut psikologi metafisika.
Disaming itu, timbul aliran skolastik yang di pelopori seorang ulama katolik yaitu Thomas Aquino, ia mengatakan bahwa tubuh dan jiwa merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan keyakinan dan faham agama merupakan dasar utama dari metode-metode dan dasar utamanya. Manusia mempunyai kesanggupan berfikir dan berkemauan juga berkesanggupan luhur yang memungkinkan adanya hubungan manusia dengan Tuhannya.
Selanjutnya para ahli pujangga mengutamakan akal seperti: Decrates (±1625) ia mengatakan bahwa ilmu yang benar hanya dapat dipeoleh dengan berpikir bukan pengalaman atau percobaan karena akal adalah sumber kebenaran, aliran ini disebut rasionalisme.
Berbeda dengan aliran rasionalisme timbul pula aliran empirisme yang dipelopori oleh Balcon (±1600) dan John locke (±1675) menurut mereka psikologi tidak dapat diuraikan dengan falsafah dan teologi melainkan harus berdasarkan pengalaman-pengalaman, pengamatan-pengamatan kemudian hasilnya diambil kesimpulan. Metode ini dikenal dengan metode induktif.
Kemudian pada tahun 1832-1920 datanglah wundt sebagai pelopor psikologi modern. Seperti psikologi gesalt, psikologi struktur dan sebagainya. Paham dan eksperimennya sangat bermanfaat bagi berkembangnya ilmu seterusnya dalam metode eksperimen Wilhem Wundt menetapkan syarat-syarat yang ahrus dipenuhi dalam metode ini.
1. Harus menentukan waktu dengan tepat, ketika terjadi gejala yang ingin kita selidiki.
2. Harus mengikuti, mengamati dan memperhatikan sejak awal sampai habis kejadian-kejadian yang ingin kita selidiki.
3. Tiap observasi harus dapat kita ulang dalam kondisi sama.



Eksperimen Psikologi Appersepsi



Emperisme Psikologi Asosiasi



Rasionalisme Psikologi Pernyataan
Psikis


Filosofi Agama .………………………………….. Skolastik
Matafisika .………………………………………… Psikologi Metafasika
Filosofi ……………………………………………. Psikologi Filosofis
Jadi psikologi adalah ilmu yang masih muda ia terpisah menjadi ilmu yang berdiri sendiri sejak 1879 pada waktu didirikannya laboratorium psikologi pertama oleh Wilhem Wundt (1832-1920) di leipzig Jerman.

C. Ruang Lingkup Psikologi
Obyek psikologi dapat dibedakan dalam 2 golongan besar yaitu:
1. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.
2. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan. Psikologi ini ditegaskan sebagai psikologi hewan.
Dan dalam mempelajari manusia samapi saat ini masih dibedakan adanya psikologi umum dan khusus. Psikologi umum ialah yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia dan psikologi khusus hal-hal yang menyimpang dari yang umum.
Psikologi khusus terdiri atas bermacam-macam antara lain:
1. Psikologi perkembangan
2. Psikologi sosial
3. Psikologi pendidikan
4. Psikologi kepribadian
5. psikopatologi (Abnormal)
6. Psikologi kriminal
7. Psikologi perusahan
Dan lain-lain yang tentu psikologi terus berkembang sesuai kebutuhan.

D. Hubungan Psikologi Dengan Ilmu Lain
Dalam perkembangannya sebagai ilmu ada 2 ilmu yang sangat penting dan hubungan dengan psikologi seperti:
1. Antropologi: Ilmu yang mempelajari manusia secara keseluruhan, antropologi mencoba menerangkan hakikat perilaku manusia dengan menggali nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan berbagai suku bangsa di dunia, sebab manusia tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan budayanya.
2. Sosiologi : Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai bagian dari lingkungan yang terbatas seperti keluarga desa, masyarakat disuatu wilayah. Sebab manusia selalu terkait dengan lingkungan masyarakat tertentu.
Kedua ilmu diatas sangat berpengaruh pada psikologi karena sama-sama mempunyai obyek manusia.


BAB III
PENUTUP


Pada mulanya psikologi adalah ilmu yang mempalajari jiwa manusia dan itu tidak lepas dari filsafat sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan. Terbukti dalam setiap cabang-cabang psikologi ditemukan pemikiran-pemikiran para filsuf seperti Plato, Socrates, Descartes dan lain-lain.
Dan dalam perkembangannya psikologi melewati beberapa tahap yang tentu dalam setiap tahap terdapat beberapa tokoh serta pendapat-pendapatnya mengenai psikologi yaitu tahun 1625 Descartes mengatakan psikologi harus dikaji berdasarkan pemikiran logika, tahun 1600-1675 dengan tokoh Bacon dan John Locke mereka mengatakan psikologi dikaji harus berdasarkan pengalaman dan pengamatan, kemudian tahun 1832-1920 datang Wilhem Wundt dengan metode eksperimen.
Adapun psikologi benar-benar dianggap sebagai ilmu yang berdiri sendiri sejak wilhem wundt mendirikan laboratorium psikolgi di universitas Leipiziq jerman dan dalam perekembangan psikologi tak lepas adri ilmu-ilmu ayng lain seperti sosiologi dan antropologi karena kedua ilmu tersebut sangat erat hubungannya dengan psikologi disebabkan sama-sama mempunyai obyek manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan